Ir. Welyar Kauntu


Ini nih penyanyi dan penulis lagu yang juga saya favoritkan, saat saya mulai melayani digereja sebagai pemusik, banyak lagu-lagu yang saya pelajari khususnya lagu Welyar Kauntu di Team Symphony Music, karena memang saat itu lagunya sering dibawain digereja. Lagunya yang menyentuh dan lagu pujian yang membuat pendengar bersukacita, serta arasement musiknya yang membuat saya ingin mempelajarinya. Pdt. Ir Welyar Kauntu adalah seorang hamba Tuhan, pemimpin pujian (worship leader), penulis ratusan lagu rohani, produser berbagai album rekaman rohani praise and worship, pendeta di bawah Sinode Gereja Bethel Indonesia, pendiri Proskuneo School of Prayer and Worship di Bandung (1994), serta Gembala GBI Plaza Indonesia (Outbox Ministry). Bersama istri, Mauline Kauntu, Pdt Welyar telah melayani bangsa-bangsa dalam pelayanan pujian dan penyembahan untuk membawa umat Tuhan mengalami hadirat Tuhan secara pribadi.

Discography:

Tuhan Yesus Baik (2008)
Haleluya (2010)
Worship With Welyar (2011)
Live Worship with Welyar Kauntu (2012)
Worship With Welyar Kauntu Volume 2 (Oct 2012)


Berikut perbincangan dengan Welyar Kauntu saat berada di kota pelajar Yogyakarta | [Sumber: Spirittoc.com]

Berkaitan dengan penciptaan lagu, bagaimana pengalaman dan kesan Anda?

Salah satu yang paling berkesan lagu Manis Kau Dengar. Lagu itu lahir saat Tuhan panggil saya untuk melayani sepenuh waktu. Pada waktu itu saya belum tahu melayani apa. Saya tidak berlatar belakang teologia. Tapi Tuhan taruh jelas sekali dari Mazmur 104:34 Lagunya Manis Kau Dengar. Ya Tuhanku aku hendak Menyanyi bagi-Mu selama ku hidup, Ya Allahku aku hendak bermazmur bagi-Mu selagi ku ada.“Kamu akan memuji Aku, menyembah Aku seumur hidup kamu.” Jadi, Tuhan taruh jelas bahwa pelayanan saya adalah pujian dan penyembahan. Ketika dalam hadirat Tuhan mendapat ayat itu, saya mulai bermazmur. Saya ungkapkan itu men-jadi komitmen dengan Tuhan. Waktu saya bermazmur itulah lahir lagu ini. Tuhan kasih lagu itu tahun 1990. Begitu dapat, saya melangkah dengan iman. Lagu itu banyak jadi berkat. Kisah lain yang relevan dengan kondisi sekarang? Hari-hari terakhir ini Tuhan juga ingatkan tentang melayani dalam kasih karunia. Sebagai hamba Tuhan ada kalanya kita mengalami kejenuhan atau rasa letih. Suatu ketika dalam kondisi “keletihan” itu Tuhan menyingkapkan apa yang diungkapkan Rasul Paulus: “Aku melayani lebih giat, tapi bukan aku melainkan kasih karunia Tuhan yang mengerjakannya.” Waktu itulah lagu Besar Anugerah-Mu lahir. Saya mendapatkan nyanyian itu waktu mandi pagi. Selesai saat teduh, firman itu saya renungkan. Saat mandi air pancuran turun tiba-tiba seperti Tuhan ngomong kasih karunia-Ku semakin hari semakin bertambah. Saya menangis sambil bermazmur.

Konon ada lagu yang berkaitan dengan tsunami?

Itu lagu Walau Seribu Rebah. Sebelum tsunami Aceh, Tuhan seperti ngomong begitu kuat tentang goncangan. Tapi Tuhan katakan, umat-Ku akan Aku berikan kekuatan. Tiba-tiba Tuhan kasih ayat itu. Sepertinya Tuhan menyuruh saya menulis nyanyian untuk menguatkan umat-Nya. Bertahan dalam goncangan. Hanya beberapa minggu setelah saya mendapatkan lagu itu, tiba-tiba terjadi tsunami Aceh. Saya kaget, kok sama dengan tema lagu, badai gelombang. Walau seribu rebah di kiriku, sepuluh ribu rebah di kananku, aku tidak goyah karena Tuhan Yesus sertaku. Untuk menemukan notasi lagu apakah perlu inspirasi khusus? Kadang Tuhan kasih lirik dan notasi. Kadang saya dapat melodinya dulu. Tiba-tiba itu kuat sekali. Waktu ada pengurapan, dapat satu melodi khusus dari Tuhan. Kadang-kadang juga pewahyuan lirik, kata-kata. Jadi tidak bisa dipatok mana yang duluan.

Sejenak kembali ke pelayanan kampus, hal-hal apa saja yang Anda lakukan?

Waktu mahasiswa kami mulai banyak membawa warna pujian dan penyembahan. Itu yang secara spesifik Tuhan pakai saya. Saya percaya pujian penyembahan itu dipakai Tuhan dengan luar biasa untuk penuaian. Pada masa itu persekutuan kampus kami mungkin rekor paling tinggi dalam sejarah. Persekutuan tiap Jumat bisa mencapai 500 orang. Itu masa penuaian yang cukup besar. Generasi saya yang dulu aktif waktu mahasiswa, sekarang banyak dipakai Tuhan.

Apa yang bisa Anda bagikan untuk generasi muda sekarang?

Setiap peralihan generasi pasti ada hal baru yang dikerjakan Tuhan. Jadi, generasi muda memang harus tanggap terhadap gelombang Tuhan. Kalau tidak tanggap, kita ketinggalan. Saya rindu anak-anak muda, bukan cuma semangat untuk suatu pembaharuan. Generasi muda harus membangun karakter yang kuat agar seimbang. Itu sangat penting agar kita dipakai Tuhan terus. Karakter Kristus itu sangat penting untuk kita bangun. Dibandingkan era 80-an, pelayanan kampus belakangan agak melempem. Ada yang bilang karena sudah nyaman dan banyak pelayanan ke dalam.

Menurut Anda?

Ada benarnya. Kita harus waspadai supaya gereja tidak terlalu terfokus hanya pada program atau aktivitas. Tuhan mau gereja menjadi saksi. Menjadi saksi itu tidak hanya ngomong tentang Tuhan Yesus, tapi kehidupan Kristus dalam kita. Kita mengalami mukjizat. Berbeda dengan orang lain karena kita diberkati Tuhan. Atau banyak hal yang Tuhan buat perbedaan antara orang benar dan orang fasik. Nah, itu menjadi kesaksian. Hari-hari ini Tuhan mau gereja-Nya menjangkau keluar. Kalau kita hanya di dalam memang nyaman. Mungkin juga itu salah satu sebab Tuhan izinkan banyak goncangan dihadapi gereja. Gereja perlu menjangkau keluar, menjadi saksi. Anak-anak muda harus tertanam dengan khusus, supaya mereka punya dampak yang lebih luas lagi. Ketika terlalu aktif dalam kegiatan rohani hal itu dapat menyita waktu dan kehilangan waktu pribadi dengan Tuhan.

Bagaimana menyikapi hal ini?

Kita harus sadar bahwa melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan itu dua hal yang berbeda. Melayani Tuhan artinya melayani pribadi-Nya. Membangun hubungan yang karib dengan-Nya. Lewat doa pribadi, persekutuan dengan Tuhan. Itu yang paling utama dalam hidup kita. Yang kedua adalah keluarga. Itu harus imbang. Keluarga harus dimenangkan. Urutan ketiga pelayanan. Antara pekerjaan dan pelayanan juga harus seimbang. Karena dalam hidup ini kita punya tanggung jawab. Jadi, kalau kita menjalani nomor satu benar, yang nomor dua dan tiga Tuhan akan memberikan pertolongan buat kita sehingga seimbang. Kuncinya, secara pribadi hubungan kita dengan Tuhan. Dengan begitu Tuhan akan memberikan kita hikmat,sehingga tidak terjebak dengan kesibukan pelayanan. Tuhan bisa saja mengirimkan orang untuk membantu kita. Tanggung jawab pelayanan bisa kita delegasikan. Semua itu dasarnya karena kasih karunia Tuhan. Kalau kita bangun dengan Tuhan, kita bisa jalani dengan seimbang sehingga keluarga tetap harmonis.

Dari pengalaman Anda, nilai-nilai apa yang diwariskan oleh orangtua?

Yang berkesan dari orangtua saya adalah doa. Orangtua saya pelaut, sebagai nahkoda. Tapi setiap kali, dia bersama-sama doa dengan kami. Sejak kecil setiap malam dan subuh saya merasakan ada orang di kamar saya yang meletakkan tangan di kepala saya, sedang berdoa. Semua anaknya satu per satu ditumpangi tangan. Dan itu setiap hari. Saya percaya itu yang diwariskan sampai saya jadi hamba Tuhan.

[Sumber: Spirittoc.com]

by: Ober


Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Ir. Welyar Kauntu"

Post a Comment